Cinta Lingkungan Sebagai Wujud Cinta Tanah Air
Bismillahirrahmanirrahim.....
Fiiiuuuuhh, akhirnyaaaa sebulan lamanya blog ini ditinggal begitu saja. Gak tahu kenapa setelah postingan terakhir kemarin saya jadi malas untuk ngeblog. Jangankan posting, blog walking pun juga tidak! Ntah hantu dari mana yang datang merasuki ini, hihihih. Mana lagi gak pernah ada tawaran job placement artikel ataupun sejenisnya jadilah lengkap sudah syndrome writer's block itu, muaahahhahh!
Bukan hal baru sih klo saya malas ngeblog, dulu-dulu juga sering. Tapi sejak blog ini di-TLD-kan dan saya komit untuk aktif dan produktif ngeblog, nah baru sekarang deh blog ini ditinggal bak tak bertuannyonya begini 😂 Bahkan tulisan colab dengan Uci yang harusnya tayang tiap akhir bulan aja kemarin gagal dipublish, huhuhuh, maafkan! Untung masih diingatkan dengan Ibuk-Ibuk penghuni SBT klo bulan ini ada postingan wajib yang harus dipublish, apalagi temanya berkaitan dengan kemerdekaan ini, harus bangkit dan merdeka! Bukankah merdeka itu juga bisa diartikan bangkit dari ketermalasan? Hihihihh, itu mah saya yah. Ohya, ada member baru lagi nih di SBT, welcome to the club ya Mbak Diah Indriastuti 🤗
Bukan hal baru sih klo saya malas ngeblog, dulu-dulu juga sering. Tapi sejak blog ini di-TLD-kan dan saya komit untuk aktif dan produktif ngeblog, nah baru sekarang deh blog ini ditinggal bak tak ber
Jangan lupa baca cerita mereka juga yah.
Jenk Raya:
Kak Irawati Hamid: Pecinta Drama Korea & Film India Tidak Nasionalis. Benarkah?
Mbak Diah Indriastuti:
Well, jadi tema kali ini kami akan membahas tentang Wujud Cinta Tanah Air. Nah,
Ini bukan sok-sokan yah, sadar atau pun tidak sadar, masih banyak di antara kita yang mungkin masih ogah-ogahan atau masa bodoh dengan urusan yang satu ini - cinta lingkungan, red. Buang sampah gak pada tempatnya, misalnya. Berlebihan menggunakan air ataupun listrik. Bagi yang merokok, masih saja sesuka hati mengepulkan asap di tempat umum padahal udah jelas tahu bahaya dari kegiatan yang satu itu tapi masih kurang kepedulian antar sesama apalagi lingkungannya, hiks.
Sebenarnya sudah banyak tanda-tanda kerusakan alam yang muncul di sekitar kita, tapi yah itu tadi kita masih kurang peka dengan itu semua. Nah, klo banjir udah datang menyapa siapa yang salah? Hutan gundul karena dibabat habis demi buat pemukiman baru. Atau hutan habis dibakar demi kepentingan manusia yang cuma memikirkan urusannya masing-masing, huhuhuhh.
Baca juga: Clodi: Sehat-Hemat-Selamat!
Saya sendiri juga sebenarnya belum begitu dalam berkontribusi untuk alam, tapi sedikit demi sedikit mulai berbenah juga. Setidaknya dari lingkungan sekitar terlebih dahulu. Konsisten untuk buang sampah pada tempat yang telah disediakan. Mulai mengurangi sampah plastik saat berbelanja walau nantinya si kresek masih bisa digunakan lagi sebagai wadah sampah sebelum ke tempat pembuangannya, tapi sebisa mungkin meminimalisirnya. Minta dimasukkan ke dalam dus aja sekalian klo belanja bulanan, lebih praktis.
Faraz juga sampai sekarang masih pakai diapers sih, lah mau gimana lagi? Pagi sampai terbenamnya matahari dia gak sama saya. Gak enak juga lah udah nitip anak, terus sekalian dengan bonus ngepel pipisnya tiap kali BAK, secara doi belum lulus toilet training. Alasan klasik, emaknya ini belum sanggup tatur Faraz apalagi dalam keadaan bunting gini 😁 Rencanya sih pengen coba ajarin dia toilet training saat mulai saya cuti nanti, semoga aja toilet trainingnya bisa cepat seperti saat lulus menyapih dengan WWL kemarin, biar hemat juga sih, xixixix. Selama saya masih cuti, rencana si Adik mau saya pakekan clodi juga seperti Faraz dulu, nanti klo masuk kerja lagi baru mulai berdiapers.
Baca juga: Tips Toilet Training Versi Eni Martini
Sementara klo di kantor, saya pribadi sih berusaha untuk less paper. Iyah, tahu sendiri dong klo kertas itu asalnya dari pohon, jadi yah mencoba untuk diet kertaslah. Sebisa mungkin klo mau ngeprint itu timbal balik. Sayang book, klo ngeprint per halaman doang sementara halaman sebelahnya itu kosong melompong padahal masih bisa digunakan sebaik mungkin. Laah, kertas yang gak digunakan aja, yang habis dipakai ngeprint atau sisa materi event sebelumnya masih bisa digunakan untuk tempel-tempelan nota, xixiixix.
Yeaah, untuk saat ini, kurang lebih seperti itulah saya dan rasa cinta saya terhadap lingkungan sebagai wujud cinta tanah air. Segala sesuatu itu emang biasanya terasa berat di awal, tapi jika kita punya niat dan keinginan kuat untuk mewujdukan apa yang kita inginkan itu yakin deh pasti akan ada jalannya. Di mulai dari hal terkecil di sekitar kita lebih dahulu, lama-lama akan menjadi kebiasaan baik dan bisa jadi menularkan kebiasaan-kebiasaan baik tersebut ke orang sekitar kita juga. Bagaimana denganmu, Temans? Apa wujud rasa cintamu terhadap tanah air kita yang tercinta ini? Share juga yuks 😉
Baca juga: Tips Toilet Training Versi Eni Martini
Sementara klo di kantor, saya pribadi sih berusaha untuk less paper. Iyah, tahu sendiri dong klo kertas itu asalnya dari pohon, jadi yah mencoba untuk diet kertaslah. Sebisa mungkin klo mau ngeprint itu timbal balik. Sayang book, klo ngeprint per halaman doang sementara halaman sebelahnya itu kosong melompong padahal masih bisa digunakan sebaik mungkin. Laah, kertas yang gak digunakan aja, yang habis dipakai ngeprint atau sisa materi event sebelumnya masih bisa digunakan untuk tempel-tempelan nota, xixiixix.
Yeaah, untuk saat ini, kurang lebih seperti itulah saya dan rasa cinta saya terhadap lingkungan sebagai wujud cinta tanah air. Segala sesuatu itu emang biasanya terasa berat di awal, tapi jika kita punya niat dan keinginan kuat untuk mewujdukan apa yang kita inginkan itu yakin deh pasti akan ada jalannya. Di mulai dari hal terkecil di sekitar kita lebih dahulu, lama-lama akan menjadi kebiasaan baik dan bisa jadi menularkan kebiasaan-kebiasaan baik tersebut ke orang sekitar kita juga. Bagaimana denganmu, Temans? Apa wujud rasa cintamu terhadap tanah air kita yang tercinta ini? Share juga yuks 😉
Diah
Setuju sekali. Lingkungan kita dulu indah banget. Sekarang banyak yang rusak. :'( Bisa dimulai dari yang simple, ya? Seperti buang sampah di tempatnya atau menanam tanaman hijau. :D
Ada banyak wujud cinta tanah air, ya? Tapi menurutku, ini yang paling penting. Tampak sepele, tapi manfaatnya luar biasa. :)
yes, wujud cinta tanah air itu tak perlu ditunjukkan dengan melakukan hal heroik nan mengagumkan, cukup buang sampah pada tempatnya ajaa udah lebih dari cukup :)
Sayaa.. cinta hijau, cinta lingkungaaann..
Belajar banyak diet kertas dan plastik lagi.. Yosh!
dengan lingkungan yang sehat dapat membuat penerus bangsa yang sehat juga
Iyah, sy juga Bru mencoba menanam bunga kembali. Mengumpulkan dan memisahkan sampah plastik. Menjaga pekarangan tetap hijau.
Kalo gak dari kita ya siapa lagi
wujud rasa cinta tanah air saya dengan mematuhi peraturan yang sudah ada. Anak baik, ceritanya.hehehe . . .
Eh dulu sering ditanya..kamu cinta tanah air tidak? Kata senior.
Trus aku disuruh cium tanah air
Setuju mba, aku juga udh bawa tas kain kalo belanja di swalayan atau minimarket. Mengurangi limbah plastik. Buang sampah juga udh pilah2, dipisahin plastik, kertas, dan sayur buangan.
Haii, aduh bumil.. aku maafkan :p
Semangat ya di... moga hantunya pergi, hus hus
Dan toilet training, wwl juga lancar :)
betul diah kita harus cinta lingkungan, aku jg skrg mau beralih ke clodi lagi, kemarin2 pakai pospak terus karena males nyucinya hehehe.
Butuh waktu bertahun-tahun untuk memperbaiki lingkungan. Menghancurkannya cuma sekejap. Memang penting banget deh peduli dengan lingkungan. Warisan buat anak cucu