JNE, Deklarasi Hari Bahagia Bersama
Sejak pandemi ini, rasanya tiap hari kita bisa mendengar seruan "Pakeeet", ntah itu dari depan pintu rumah kita sendiri atau tetangga kanan, kiri, depan atau mungkin saja dari belakang rumah. Apalagi kalau tinggalnya di perumahan seperti saya yang orang bernafas aja kayaknya bisa saling dengar.
Rasanya bahagia ya jika ternyata seruan paket itu memang datangnya dari depan pintu rumah kita, Babang Kurir yang setia mengantarkan paket pesanan kita meski panas terik ataupun hujan yang mengguyur. JNE salah satu ekspedisi yang paling sering berseliweran di kompleks saya. Seperti tagline mereka "Connecting Happiness", sudah jelas ya ada kata happy disitu, olehnya itu JNE pun juga dengan bangga mendeklarasikan Hari Bahagia Bersama pada 7 September 2021 lalu.
Bahagia itu memang bisa datang kapan saja dan dimana saja, begitu juga dengan rasa bahagia Babang Kurir yang mengantarkan paket ke setiap rumah, melihat customer tersenyum pasti mereka pun juga jadi senang.
Siapa coba yang tidak kenal dengan JNE, yang telah 31 tahun berkiprah sebagai perusahaan Nasional yang berkonsentrasi dalam bidang usaha jasa pengiriman dan pendistribusian.
Deklarasi Hari Bahagia Bersama JNE & Peluncuran Buku Bahagia Bersama
Deklarasi Hari bahagia bersama ini dihadiri oleh
- Presiden Direktur JNE; Bapak M. Feriadi Soprapto
- Penulis dan Penggiat Literasi; Maman Suherman
- Kartunis; Muhammad "Mice Cartoon" Misrad
- Jurnalis dan Pendiri Benih Baik.com; Andy F. Noya
- Selebriti dan Pendiri Rumah Harapan; Melanie Subono
- Fashion Designer dan Entrepreneur; Ivan Gunawan
- Host; Fathia Izzati
Cerita Bahagia Menurut Mereka
Acara berlangsung dengan santai dan rasa bahagia pun terpancar dari semua yang hadir juga auranya membawa kebahagiaan bagi semua yang mengikuti acara ini meski secara virtual kami ikuti melalui zoom, dan juga disiarkan secara live di Instagram dan YouTube Channel JNE.
Saya rasa kita sudah sangat sering membaca tagline dari JNE yaitu Connecting Happiness. Nah, pada virtual meeting kali itu Bapak Feri pun menjelaskan maksud dari tagline yang diusung oleh JNE tersebut juga makna bahagia versi mereka semua yang hadir dalam diskusi ini. Apa saja sih cerita bahagia mereka?
Kang Maman: Buku ke-28, Pecah Telur Setelah 3 Tahun
Hari itu Kang Maman menjelaskan bahwa buku ini adalah buku ke-28, pecah telur setelah 3 tahun. Ini adalah buku biografi/profil perusahaan pertama yang ditulisnya. Sebelumnya Beliau tidak pernah ingin menulis buku biografi atau profil perusahaan karena tidak mau didikte.
Namun setelah tiga tahun diajak oleh JNE untuk menulis profil JNE. Kang Maman tidak pernah mengatakan tidak, juga tidak pernah mengatakan iyah. Akhirnya di tahun ketiga dia pun minta dipertemukan oleh 3 orang Direktur JNE termasuk Pak Feri dan saat bertemu itu Pak Feri mengatakan silahkan tulis apa saja dan tidak akan didikte, sudut pandang apa saja menurut Beliau dan tidak akan menghapus satu kata pun.
Dari pertemuan itulah Kang Maman mengangkat 3 poin yaitu: Berbagi, Memberi dan Menyantuni. Bukunya pun ditulis hanya dalam waktu 3 bulan dan Kang Maman pun merasa benar-benar bebas saat menulis.
Tanpa sepengetahuan Pak Feri, Kang Maman turun langsung untuk menanyakan ke orang-orang terdekat JNE dan membuktikan bahwa JNE memang betul-betul melakukan 3 hal tersebut. Bukan hanya sekedar ucapan dari Pak Feri ataupun wasiat dari Alm. Bapaknya Pak Feri. Salah satu yang ditemuinya adalah Karyawan JNE yang tuna netra, sayangnya ketika buku ini selesai karyawan tersebut telah berpulang.
Ketika ditanya apakah Kang Maman ada cerita dari pembaca yang menyentuh hati dan memberikan kebahagiaan setelah membaca bukunya? Beliau pun menjawab bahwa, bukunya yang terbit 16 tahun setelah menulis skripsi adalah bercerita tentang Trafficking, Perdagangan manusia. Tentang perempuan-perempuan yang diperdagangkan.
Saat proses menulis itu dia pun terlibat dalam sindikat itu selama 2 tahun. Beberapa orang yang membaca buku tersebut ternyata ada yang menjadi penyintas perdagangan manusia, yang hampir bunuh diri namun Kang Maman memberikan therapy healing hingga akhirnya tidak jadi bunuh diri dan itu membuatnya bahagia karena telah membantu orang lain.
Kang Maman juga menjelaskan bahwa Beliau menulis buku tidak hanya untuk menyenangkan pribadinya saja tapi ingin ada sesuatu yang membuat senang pembaca dan juga jadi mengambil hikmah buat para pembaca dari apa yang ditulisnya.
Sedangkan cerita tentang buku Bahagia Bersama ini dia mendapat cerita bahwa saat Almh. Adik Pak Feri terbaring di rumah sakit dia tetap berbagi ke orang lain dengan diam-diam memberi uang sebesar 6 Juta Rupiah pada Mak Ijah yang di Sogo Jongkok untuk biaya sekolah anaknya. Belakangan baru orang tahu.
Dari cerita ini Kang Maman merasa dikuatkan bahwa berbagi, memberi dan menyantuni bukan sekedar slogan JNE saja tapi sudah mengalir dalam tubuh keluarga ini.
Setelah menulis buku Bahagia Bersama ini, Kang Maman pun selanjutnya bercita-cita ingin menuliskan tentang Mbak Melanie dengan Rumah Harapannya dan juga tentang Ivan Gunawan dengan keinginannya membesarkan orang-orang di sekelilingnya.
Ivan Gunawan: Jalani Hidup dengan Simple dan Jujur, Apa Adanya
Ketika ditanya oleh Host Fathia apakah Kak Igun bahagia sebagai artis sekaligus bisnisman atau malah jadi stres?
Dengan bangga Ivan Gunawan yang biasa disapa dengan Igun menjawab bahwa dia sudah pasti bahagia karena apa yang dia lakukan hari ini adalah pilihan hidupnya. Terkadang manusia susah menetepakan pilihan hidupnya. Tetapi sejak SMA, Igun mantap ingin menjadi seorang designer.
Ternyata bakatnya berkembang bukan hanya menjadi designer tetapi juga entertainer. Jadi di dunia hiburan ini dia bisa menyatukan visi misinnya menjadi designer dan juga entertainer hingga hari ini.
Tidak hanya itu, Igun juga menambahkan bahwa banyak orang yang bekerja tapi tidak bahagia, atau juga banyak orang yang harus pergi kuliah tapi materi pelajaran atau ilmu yang dicarinya tidak sesuai dengan yang mereka inginkan.
Igun pun berkata bahwa dia sangat bahagia karena kedua orangtuanya dan keluarganya tidak menghalanginya untuk melangkah dan malah memberikan kepercayaan pada dirinya dan ini adalah satu arti bahagia yang tak ternilai hingga saat ini.
Igun juga berkata, setiap kali ada orang yang berfoto bersamanya pasti dia akan mengucapkan terima kasih dan tersenyum.
Prinsip tentang berbagi yang diterapkan dalam sehari-harinya adalah dia beranggapan bahwa apa yang dia punya saat ini tidak sepenuhnya adalah miliknya. Jadi itu yang menjadi tolak ukur membahagiakan orang di sekitarnya, jika mereka sudah merasa puas maka selanjutnya bisa membahagiakan orang lain.
Setiap orang punya caranya sendiri tidak bisa dicompare. Jalani hidup ini dengan simple dan jujur, apa adanya. Jujur dalam segala macam, jujur dalam berkreasi, berkarya, just the way you are, itu yang paling membuat bahagia dan tidak bisa digambarkan dengan apa-apa.
Mice Cartoon: Kartunis itu Bahagia Sejak Awal hingga Akhir Proses
Mas Mice yang sekarang berdomisili di Polewali, Mandar (Sulawesi Barat) juga turut serta dalam diskusi virtual ini menyebutkan bahwa sebagai kartunis banyak membawa kebahagian karena kartunis itu harus lucu, begitupun karyanya juga harus lucu.
Kalau kartunisnya tidak lucu, bagaimana orang bisa tertawa? Jadi, karyanya harus lucu agar bisa membuat orang lain tertawa. Hal ini yang membuat kebahagian menjadi double karena sejak proses awal sudah mulai tertawa, sudah mulai bahagia.
Nah, ketika karyanya dibaca oleh orang dan orang itu tertawa maka bahagianya pun menjadi double karena bahagia telah menghibur diri sendiri dan juga bahagia telah menghibur orang lain.
Ketika Host Fathia bertanya dalam proses berkarya dari awalnya hobi menjadi profesi, pasti ada momen-momen yang membuat tidak bahagia. Lalu bagaimana cara keluar dari rasa bosan ataupun jenuh itu?
Beliau pun menjelaskan bahwa dirinya telah menjadi kartunis selama 23 tahun, dan mendalami profesi ini selama 17 tahun pada salah satu Harian Nasional namun baru 2 kali ke kantor, jadi jauh sebelum pandemi pun dia telah melakukan Work From Home.
Dalam proses berkarya, dirinya tidak pernah merasa 'mati angin', mati kutu, tidak pernah merasa kehabisan bahan, kehabisan tema, juga tidak ada rasa jenuh. Karena dirinya merasa sangat beruntung dilahirkan dan tinggal di Negeri ini yang sangat dinamis ini. Jadi tidak kehabisan bahan, karena kondisi ini menjadi support tetap baginya menjadi kartunis selama 23 tahun ini.
Disebutkannya juga bahwa setiap karyanya tidak pernah menceritakan fiksi, fantasi tetapi semua karyanya berangkat dari realita kecil, sehari-hari dan tidak pernah menjudge ini benar ataupun salah.
Semua karyanya adalah potret realita sehari-hari yang ditampilkan melalui media kartun. Jadi, menyampaikan pesan lewat kartun adalah yang paling aman menurutnya karena mau kritik sekeras apa dengan cara yang lucu itu juga tidak akan membuat orang yang dikritik menjadi marah.
Pak Feri: Nilai Berbagi dan Implementasi Prinsip Berbagi JNE
Saat Host Fathia bertanya mengenai JNE yang banyak direpresentasikan oleh kegiatan sosial JNE dan tidak sedikit merasa terbantu. Apakah ada nilai tentang berbagi yang melekat pada hidup Bapak?
Bapak Feri menjelaskan bahwa hari ini Beliau sangat bahagia karena bertemu dengan orang-orang yang senang berbagi dan membahagiakan orang lain. Beliau pun mulai bercerita bahwa sudah sejak awal mereka sudah dirubah mindsetnya oleh Bapak Alm. H. Soprapto selaku founder.
Perusahaan yang baru mau berdiri dan belum mendapatkan sesuatu sudah disuruh untuk menyantuni anak-anak yatim dan juga membantu lingkungan. Padahal di banyak pikiran masyarakat bahwa harusnya mendapatkan sesuatu dulu sebelum menyantuni. Tetapi malah sebaliknya mereka diajarkan untuk menyantuni sesuatu dulu untuk mendapatkan sesuatu yang besar, mendapatkan balasan yang besar.
Hingga saat ini mereka pun memegang teguh ajaran tersebut karena ini tercantum dalam kitab suci yang menyebutkan bahwa jika kita memberi, ibarat sebuah biji, akan tumbuh 7 cabang, tiap-tiap cabang itu akan berbuah 100. Yang artinya setiap kebaikan itu akan dibayar sebanyak 700 kali. Itu yang sangat mereka yakini dan hingga kini JNE percaya bahwa setiap kebaikan yang dilakukan tentunya akan ada balasannya.
Olehnya itu, JNE itu berbisnisnya tidak selalunya hanya dengan manusia saja tapi juga berbisnis dengan Tuhan agar yakin betul bahwa ada keberkahan yang dilakukan. Jadi, jangan nunggu kaya untuk berbuat baik.
Bang Andy F. Noya: Sedekah Tidak Membuat Kita Miskin
Saat Host Fariza Bagaimana berbagi menurut versi Bang Andy? Apakah berbagi itu berkecukupan bahkan berkelimpaan dulu baru berbagi atau kita pun bisa berbagi bahkan ketika belum punya apa-apa kita juga masih bisa berbagi?
Menurut Bang Andy ini adalah hal yang sangat menarik, karena banyak orang menganggap ketika ingin berbagi dia menunggu dulu sampai dia betul-betul yakin bahwa dia sendiri sudah sejahtera, baru kemudian dia berbagi. Yang artinya secara materi dia sudah terkecukupi.
Jika ditanya kapan ingin berbagi? Jawabannya adalah tunggu dulu karena gajinya belum cukup, untuk hidup sendiri aja belum yakin, belum secure, belum aman. Kemudian jika keadaannya naik, ditanya lagi kapan mau berbagi tapi akan selalu ada jawaban tunggu dulu, dan seterusnya.
Hingga akhirnya sepanjang usianya dia tidak pernah berbagi. Bisa jadi ada orang yang sepanjang hidupnya tidak pernah berbagi dan tidak menemukan kebahagiaan dalam hidupnya.
Kenyataannya masih banyak yang salah kaprah berpikir bahwa berbagi ketika kita telah berkecukupan. Pak Feri tadi telah menyebutkan dengan bagus sekali bahwa hampir semua ajaran agama menjanjikan bahwa ketika kita berbagi justru Tuhan akan membalas kebaikan kita dengan berlipat.
Ini bukan tujuan kita, tapi kita harus yakini bahwa berbagi tidak akan membuat kita miskin dan berbagi tidak selamanya dalam bentuk materi. Tapi kita juga bisa berbagi kemampuan kita, berbagi secara online pun sudah bisa dilakukan. Mengajarkan ilmu pengetahuan yang kita punya.
Jadi, berbagi tidak harus menunggu kita kaya atau memiliki materi yang cukup. Melalui Benihbaik.com memberi peluang pada semua orang untuk merasa bahagia. Karena banyak orang selama ini masih tidak yakin bahwa Rp 2.000 yang dia punya tidak dapat memberikan perubahan yang signifikan buat orang lain.
Tapi dengan adanya Benihbaik, siapa pun juga sekarang bisa mendapat akses untuk berbuat baik. Banyak orang yang malu untuk menyumbang atau memberikan donasi karena merasa duitnya hanya segini, sekarang tidak perlu lagi. Kemudian dimudahkan juga untuk berbuat baik.
Banyak yang bertanya kepada siapa harus berbuat baik hari ini? Kemudian dengan cara apa? Melalui siapa? Apakah bantuannya sampai atau tidak? Dan masih banyak pertanyaan yang sering membuat orang tertunda untuk berbuat baik.
Dengan adanya platform Benihbaik ini orang tidak lagi tertunda, tidak ada alasan untuk berbuat baik setiap hari.
Melanie Subono: Membantu Orang Bisa dengan Jumlah Kecil yang Kita Punya
Sesi jawab terakhir, pertanyaan ditujukan kepada Mbak Melanie Subono tentang apa hal yang mendorong terbentuknya Rumah Harapan ini dan bagaimana tahapan prosesnya?
Mbak Melanie pun menjawab bahwa Rumah Harapan ini sebetulnya adalah gerakan yang sudah ada sejak 14 tahun, dan tahun ini adalah tahun ke-14. Yang disebut Rumah adalah Indonesia, dan Harapan adalah basic semua orang punya harapan.
Rumah Harapan dimulai 14 tahun yang lalu, yang mana hal-hal kecil yang terjadi di sekitar Jakarta, mereka mencari orang-orang yang memiliki keinginan kecil tapi tidak mampu.
Misalnya ingin punya kaos merah, ingin belajar sulap, ingin bertemu si A. Kemudian mereka penuhin hal-hal tersebut dan kembali dengan mendapatkan apa yang mereka mau.
Dari situlah Mbak Melanie sadar bahwa terkadang membuat orang bahagia itu tidak selalunya perlu uang.
Mulai tahun kedua setelah itu, Mbak Melanie pun menggunakan media sosial untuk mengajak fans-fans seluruh Indonesia untuk melakukan kebaikan bersama.
Pernah di tahun kedua itu di Prabulih ada seorang Ibu tidak bisa membawa pulang anaknya setelah 3 minggu karena tidak memiliki dana untuk menebus biaya berobat anaknya, kemudian setelah dicek tagihannya hanya Rp 120.000,- dan hingga sekarang di tahun ke-14 ini mereka terus menerima donasi-donasi dengan nilai kecil untuk membantu orang-orang mewujudkan harapan-harapan mereka. Membuat mereka bahagia bukan dengan donasi ukuran besar yang diberikan.
Saat penggalangan dana Mbak Melanie pun sering ikut serta seperti mengamen. Karena Beliau ingin menunjukkan ke orang-orang di luar sana bahwa kita bisa membantu orang itu dengan sedikit yang kita punya.
Kadang kita masih berpikir malu untuk mendonasikan Rp 1.000 yang kita punya karena beranggapan ini bisa menolong orang untuk apa? Atau menyumbang mie instan satu atau dua bungkus, padahal kenyataannya di luar sana dengan mie instan itu dapat menyambung hidup satu keluarga selama satu hari.
Buat kita mungkin kecil, tapi itu dapat menyambung hidup orang dan membuat bahagia. Tidak ada hal terkecil, melainkan hanya dua pilihan: membantu atau tidak.
Mbak Melanie pun bercerita bahwa dengan munculnya pandemi ini, karena bukan hanya membuat orang susah secara serentak tapi juga donatur pun collapse secara serentak.
JNE membantu Rumah Harapan setiap hari, dari jatahnya boleh bawa sekian kilo dalam seminggu tapi habis dalam 2 hari jatah setahun. Tidak hanya memberi bantuan makan, susu, membayar BPJS, kontrakan, dari manusia hingga alam. Tidak terbatas lagi limit kerja Rumah Harapan di masa pandemi ini.
JNE: "Connecting Happiness" dan Buku Bahagia Bersama
Pak Feri mengatakan, dalam menjalankan bisnis, JNE memiliki tagline "Connecting Happiness" yang berarti menghubungkan kebahagiaan. Posisi JNE disini adalah berada di tengah antara pengirim dan penerima.
Maknanya sangat luas, sehingga jika bicara tentang JNE, maka bukan hanya tentang pengiriman paket, namun dalam berbagai aspek kehidupan. "Bahagia Bersama adalah hasil yang dituju dari prinsip Berbagi, Memberi dan Menyantuni yang selama ini JNE jalankan."
Ditambahkannya lagi bahwa "connecting happines" berarti menghubungkan kebahagiaan, dimana pun itu. Makanya jika hari ini dideklarasikan sebagai hari bahagia ini kita ingin mengajak bahagia jangan hanya sendiri, karena jika sendiri itu bersenang-senang seperti cerita Kang Maman. Karena jika kita mengajak orang lain bersenang-senang itu akan menjadi suatu kebahagiaan.
Kang Maman pun merasa sangat bahagia dan merasa sebuah kehormatan dapat menjadi penulis Buku Bahagia Bersama dan turut menularkan prinsip serta nilai-nilai berbagi yang membawa perubahan menjadi lebih lagi bagi individu maupun masyarakat luas.
Berbagi agar dapat bahagia bersama perlu dilakukan sebanyak mungkin oleh tiap orang, tidak hanya dalam keadaan lapang tapi juga bahkan dalam kondisi sempit.
Mas Mice, selaku kartunis yang turut membuat ilustrasi buku Bahagia Bersama menuturkan, "Merupakan sebuah challenge yang sangat asyik bisa menjadi bagian dari penyusun isi Buku Bahagia Bersama.
Prinsip berbagi agar semua bisa bahagia bersama harus disampaikan secara berbeda sehingga pesan bisa diterima oleh semua kalangan dan semua umur, bahkan anak-anak."
Kisah nyata yang diangkat tentang berbagi yang kemudian membawa perubahan besar. Terutama, bagi siapa pun yang berada di dalam atau terhubung dengan perusahaan jasa pengiriman ekspres dan logistik nasional JNE. Prinsip berbagi telah menjadi hal yang dijalankan oleh JNE sejak didirikan lebih dari 3 dekade lalu, tepatnya pada 26 November 1990.
Saya tentu bahagia bisa ikut dalam acara ini karena bisa mendengar kisah-kisah bahagia dari mereka dan mengambil banyak pelajaran dari kisah mereka yang tentunya akan memotivasi untuk bisa berbagi juga, tanpa harus menunggu dan melihat nilainya.
Semua apa yang kita punya hanyalah titipan dan diantara yang kita punya itu juga ada hak orang lain yang harus kita salurkan dan bisa membuat mereka bahagia.
Rasanya tidak sabar ingin membaca juga kisah yang tertuang dalam buku Bahagia Bersama kolaborasi Kang Maman dan Mas Mice untuk JNE dan kita semua ini.
Pasti Temans jadi penasaran ingin membacanya juga kan? Buku Bahagia Bersama ini sudah bisa dibeli secara offline di toko buku Gramedia dan juga secara online melalui website gramedia.com serta toko resmi JNE di Tokopedia dan Shopee juga lho ya.
Wah keren, nih, JNE hemm bahagia bersama menginspirasi banget apalagi pematerinya kece-kece. Bahagia selalu untuk kita semua
Saya tuh ya menjadikan mendengar suara teriakan di halaman pakeeettt... jadi moodbuster dan me time lho. Maksudnya ya itu momen membahagiakan saya. Hehehe...
Apalagi JNE itu jasa kurir yang paling dulu masuk ke kampung saya. Pokoknya banyak banget kenangan dengan JNE sampai kisahnya bikin saya berhasil jadi juara lomba JNE dan banyak hadiah yg saya terima termasuk trip bareng.
sukses yang membahagiakan pokoknya JNE ini
Apa yang dikatakan Melani Subono emang tepat banget bahwa kita bisa membantu orang seminim berapapun jumlahnya. Tapi pastinya orang akan sangat terbantu ya mba
Cover bukunya cakep banget, sih. Dari covernya aja keliatan kalau banyak kebahagiaan yang diceritakan di dalam buku, Mbak. Semoga cerita-cerita dalam buku Bahagia Bersama bisa menjadi inspirasi banyak orang untuk berbagi dan bahagia.
Oh buku Bahagia Bersama ini kolab antara Kang Maman dan Mice kartunis yg ditulis utk JNE ya.. Wah penasarsn dg bukunya nih..
Setuju dg Bang Andy, sedekah tak akan membuat kita miskin.. Keren2 nih ya tokoh yg hadir di acaranya JNE ini.
Bahagia itu menular. Aku percaya banget ini
Baca artikel ini aja aku ikut bahagia kok, baca kisah-kisah sukses seseorang dalam membawa kebahagiaan orang lain aku juga terbawa bahagia
Astagaaa.... ini dari tadi udah berapa kata bahagia yang ku tulis ya hahaha
Pasti seru banget nih, bukunya. Jadi pingin baca, deh. Ternyata buku biografi enggak selalu berat dibaca, ya
Dari webinar ini kita mendapatkan pelajaran yang sangat berharga, tentang berbagi, peduli dan berbahagia menjadi diri sendiri.
Terimakasih artikelnya sangat bermanfaat Mbak
MashaAllah~
Senang sekali bisa berbagi kebahagiaan. Memang mental berbagi ini kudu banget dimiliki oleh banyak orang agar bahagia bisa terwujud.
Semoga JNE senantiasa menjadi pusat kebahagiaan banyak orang.
Selamat Hari Bahagia.
Pribadi pribadi yang luar biasa ya m a semua narasumber nya, menginspirasi dan. Banyak memberikan petuah bijak soal berbagi pun JNE yang mengedepankan arti memberi.
Sebuah kolaborasi yang keren ini dari beberapa orang hebat ini sih, pasti bukunya bagus banget beserta gambarna mice ini, nggak sabar deh.
Memang kalau menulis ttg perusahaan khawatirnya kyk disetir gtu ya, tp akhirnya kang Maman luluh juga krn diberi kebebasan berekspresi mengenai bukunya ya. Jd pengen baca bukunya.
Salut juga sama narsum lainnya yang memberikan inspirasi tentang berbagi yang akan membahagiakan semua org baik pemberi maupun penerima ya
Kemarin waktu jualan online, aku lebih sering menggunakan jasa JNE karena emang pelayanannya lebih baik. Jadi pengen baca Buku Bahagia Bersama, sepertinya banyak inspirasi tentang orang-orang sukses yang bahagia di sana.
Ah jadi pingin baca ceritanya. Apalagi yang karyawan tunanetra itu. Dia diperkerjakan sebagai apa ya di JNE? Seneng bgt deh kl ada penyandang disabilitas tapi masih dimanusiakan seperti ini.
Atau cerita Kak Melanie yg gw tersentuh banget setelah ada abang ojol yg cerita pernah diajak ke taman rekreasi di Jakarta. Sandalnya putus dan Kak Mel yg menenangkannya.
Duh kebahagiaan itu bisa sesederhana itu ya. Seperti tagline JNE yg selalu connecting happiness ke semua orang.
Menginspirasi ini mbak, kebahagiaan ya kita yang rasa. Berbahagialah dengan apa yang dicapai, dan jangan lupa buat berbagi. Jangan tunggu mantap dulu baru berbagi, nanti kelupaan yak
Jauh sebelum pandemi, kata seruan pakeeeet, sering bergaung di sekitar rumah, wkwkwkwkwk... Ternyata sejak pandemi, seruan tersebut semakin nyaring saja ya Mba.
Taglinenya memang pas banget ya, bikin bahagia si pengirim paket (penjual/seller) sekaligus bikin bahagia si penerima. Bikin bahagia kedua pihak ya.
Penasaran juga dengan bukunya. Seru pasti. Kolaborasi Kang Maman dengan Mas Mice untuk membahas soal JNE.
Makasih ulasannya.
JNE ini ekspedisi langgananku selama bisnis online. Kebetulan sebagian besar customerku juga memilih JNE. Kalau aku pribadi emang sudah nyaman banget pakek JNE sejak dulu sebelum berbisnis. Pelayanan oke, cepet pula.
Waiting paket yang bakalan bikin bahagia nih heheheh. Sukses buat JNE dan narsum yang luar biasa ini.
Aku ikutan merinding pas acara webinar ini, mbak. Bener2 ya, memberi itu nggak mengurangi apapun. Malah bertambah dan kebahagiaannya terkoneksi. Aku baru baca bukunya di halaman 15n udah merinding dan berkaca2. Huhu
Kisah mas Mice sangat menginspirasi banget jadi ngga usah writer block n art block ya santuy aja hahha
Saya salah satu pelanggan JNE sejak bertahun-tahun yang lalu. Pelayanan best banget. Sukses terus JNE!
Semangat dan sukses buat mb diah juga!
penasaran sama bukunya
dan aku salah satu yang paling seneng kalo denger terikan paketttt, sampe kadang lupa kalau udah checkout belanjaan
Cara JNE menghubungkan kebahagiaan antara orang yang jaraknya berjauhan bener-bener salut sih. Sampe ke pelosok juga sampe itu paketku. Aman dan belum pernah mengecewakan. Sukses terus untuk JNE!
Berbagi memberi dan menyantuni hmm boleh juga ya ide kang maman ini patut dijadikan inspirasi
Buku Bahagia Bersama apa bakal diberikan ke loyal customer JNE ya? Aku tertarik membaca review ini dari awal sampai akhir, lho, mbak! apalagi penulisnya itu Kang Maman dan ilustratornya Mas Mice. Mice cartoon itu khas bentuknya, kocak, nyentil! Nah gimana tuh delivering pesan Berbagi, Memberi dan Menyantuni.
Senang sekali dengan event bahagia bersama JnE ini. Saya termasuk yang langganan LNe juga, emang bahagia sih ya kalau denger Pakett haha langsung pada ngacir ambil paket. Btw bukunya kang maman juga penasaran deh. Kayaknya seru dibaca saat ini
Berbagi memang tak pernah rugi ya... orang yang suka berbagi pasti sering bahagianya karena setelah berbagi hati tuh suka jadi bahagia hehe..
Usia JNE ternyata cukup tua juga yaa udah 38 tahun, banyak jasa JNE buat saya yang tinggal jauh dari orang tua terutama saat pergi merantau btw saya jadi penasaran baca bukunya nih
Keren ya JNE, ngeluarin buku yang pastinya inspiratif, sebab nara sumbernya orang-orang yang inspiratif juga. Jadi kepengen baca semuanya deh. Semoga aja bisa meneladani ceritanya. Cari online ah.
Kalau dengar ada yg teriak " Pakeeet...!" rasanya kok bikin bahagia ya. ternyata tagline JNE Connecting Happiness benar terasa ya.
JNE juga mempekerjakan tuna netra, benar2 memiliki jiwa sosial yg tinggi nih. Semoga JNE makin berkiprah dan sukses ya.
bahagia itu pas dapet paket yang udah ditunggu- tunggu ya mbaa. memang banyak berkah dan pengalaman dari perjalanannya ya
Melalui media kartun yang dibukukan menjadi komik begini, sangat asik dan seru untuk dibaca. Buku Hari Bahagia Bersama JNE hars dibaca bagi siapapun. Agar kebahagiaan tersebar ke seluruh relung hati manusia.
Mantap banget nih slogan dari JNE Bahagia Bersama dari baca ulasannya di atas pas ikut webinar bersama JNE kelihatan seru sekali ya Kak. Btw saya kalau dapat paket dari JNE juga pastinya bahagia dong, siapa yg nggak senang coba dapat paket hehe...
Pasti seru juga nih. Jadi pingin baca bukunya. Jangan lupa bahagia itu penting juga
Wah, saya senang banget kalau dengar suara paket. Tapi pernah kaget juga. Kenapa? Karena paketnya dari JNE. Wih, enggak nyangka. JNE memang mantul. Ya layanannya ya kejutannya.
Pasti seru yaa acara ini. Semua yang disampaikan sangat inspiratif dan memotivasi. Saya jadi seperti diingatkan untuk membuat bahagia orang lain. Seperti halnya paket, kedatangannya membuat bahagia...
wah keren ya buku Bahagia Bersama ini.. pengen baca langsung jadinya, cerita bahagia bisa membawa rasa bahagia juga untuk pembacanya kan ^^
wah saya jadi penasaran nih sama cerita tentang JNE ini. pastinya buku yang diterbitkan ini inspiratif banget isinya dan bisa menjadi pemicu bagi kita dalam hal mengembangkan usaha
JNE usianya hanya beda 2 tahun nih dengan aku, xixixi. Aku masih setia pakai JNE misal butuh kirim barang ke luar kota. Tepat waktu soalnya
Keren euy Kang Maman.. dan jadi penasaran juga sama bukunya
wahh penasaran sama bukunya. Nanti mau coba cari di ecommerce ahhh
Berbagi memang jangan dinanti-nanti ya. Bahkan tidak harus soal materi, banyak hal yang dapat kita lakukan sesuai kemampuan kita untuk berbagi. Terpenting niat yang tulus, karena orang yang menerima pasti bahagia. Apa pun bentuk pemberian itu.
JNE selalu memberikan aurah positif bagi masyarakat ya, semoga dgn adanya kegiatan seperti ini JNE tetap eksis dalam negri
Wuih bukunya bikin penasaran nih kk. Jadi pengen baca langsung
wah saya pengguna setia JNE juga, para kurir ini pemilik jasa yang sering terlupakan, suka kasihan kalau mereka kirim barang sampai malamgitu tidak mengenal jam kerja, buku ini kayak memberi inspirasi tersendiri buat saya
seru banget ya itu, dari berbagai lini kumpul jadi sematu menyemarakkan Hari Bahagia.